Minggu, 04 Mei 2014

SAMPAH ABADI KUASAI BUMI

Majalah BADAR Nomor 5.



Sadar atau tidak, setiap hari selalu saja ada timbulan sampah baru, baik yang berasal dari rumah, kantor, pasar, atau bahkan di tempat-tempat umum. Timbulan sampah ibarat takdir, yang setiap hari harus bersisian dengan kehidupan manusia.
Yang menarik untuk bahan renungan adalah, banyak penelitian tentang timbulan sampah ini ternyata mematok angka rata-rata 0,25 kg sampah/o/h. Salah satu referensinya adalah hasil penelitian dari Enri Damanhuri dan Tri Padmi, keduanya jebolan Program Studi Teknik Lingkungan ITB. Artinya, disadari atau tidak, setiap orang rata-rata menyebabkan timbulan sampah sebanyak seperempat kilogram setiap harinya. Sampah tersebut bisa dari kemasan sachet seperti kopi, sampo, kemasan sabun, bungkus rokok, sisa makanan, dan lain sebagainya.

Jika rata-rata usia hidup manusia dipatok di angka 60 tahun, maka perhitungan timbulan sampah yang ia hasilkan selama menjadi manusia adalah 60 tahun x 365 hari/tahun x 0,25 kg = 5.475 kg. Angka ini lima kali lipat lebih berat dari mobil minibus yang paling laku di Indonesia. itu baru dari satu orang, jika dikalikan 250 juta penduduk Indonesia, hitungannya mencapai 1.368.750.000.000 kg. Sebuah angka yang menakjubkan. Terlebih jika logika hitungan tersebut diterapkan dalam skup dunia, dimana ada 7 milyar lebih manusia yang setiap hari melahirkan timbulan sampah.
Jika manusia tidak bijak menangani sampah, niscaya bumi ini akan berubah menjadi planet sampah. Lantaran itu pula, gerakan 3R (Recycle, Reduce, Re-Use) terus digaungkan di setiap sudut dunia oleh para pegiat lingkungan. Namun meski begitu, ada hal penting yang patut diketahui bersama perihal sampah ini. Yakni jenis-jenis sampah. Ini menjadi penting, karena ada jenis sampah yang sanat berbahaya. Bukan saja bagi kesehatan, tetapi juga untuk masa depan bumi manusia. Sampah tersebut adalah styrofoam.
Dulu, styrofoam banyak digunakan untuk kemasan barang-barang elektronik, semisal televisi, kulkas, dan lain-lain. Bentuknya seperti gabus, berwarna putih bersih dan ringan.
Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, styrofoam juga banyak digunakan untuk kemasan makanan. Mulai dari mie instan, makanan cepat saji, hingga minuman, banyak yang menggunakan styrofoam.
Selain menjadi sampah bermasalah besar, kandungan styrofoam juga sebenarnya sangat membahayakan kesehatan manusia. Benzen, Carsinogen dan Styrene yang terkandung dalam kemasan berbahan dasar styrofoam diyakini dunia kesehatan mampu menimbulkan kerusakan pada sum-sum tulang belakang, menimbulkan anemia dan mengurangi produksi sel darah merah sehingga meningkatkan resiko kanker. Ketiga komponen tersebut mudah terlepas terutama saat styrofoam bersentuhan dengan panas, lemak atau minyak.
Potensi resiko besar dari styrofoam di atas bahkan sempat membuat Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) merasa khawatir. Ilyani S. Andang, salah seorang pengurus harian YLKI bahkan sempat mengeluarkan pernyataan supaya masyarakat berani menolak kemasan styrofoam. “Aturan mengenai penggunaan styrofoam ini sangat lemah. Karena itu, konsumen sendiri yang harus aktif menolak kemasan berbahan dasar styrofoam,” begitu katanya, sebagaimana dilansir oleh Kompas.com.
Paparan di atas baru berbicara tentang bahaya styrofoam untuk kesehatan manusia. Bagaimana dengan orang yang tidak pernah mengkonsumsi makanan dalam kemasan styrofoam? Apakah cukup berdiam diri? Ternyata tidak juga. Bahaya styrofoam ini patut menjadi perhatian besar setiap orang di muka bumi, terutama ketika kemasan styrofoam tersebut sudah menjadi sampah.
Jika plastik biasa membutuhkan waktu selama 500 tahun untuk bisa terurai oleh tanah, maka styrofoam ternyata tidak bisa diprediksi masa urainya. Alasan inilah yang menyebabkan styrofoam dinobatkan oleh berbagai pihak sebagai sampah abadi. Jika saja ada sebungkus styrofoam yang terkubur dalam tanah, makah entah berapa ratus tahun styrofoam tersebut akan terus mencemari tanah dan air di sekitarnya.
Manusia harus semakin bijak terkait masalah sampah, agar bumi ini tidak menjadi planet yang dikuasai sampah abadi berjuluk styrofoam!

Tidak ada komentar: